dakwatuna.com – Para pengamat memprediksi kaum Islamis akan mencapai hasil suara signifikan dalam pemilu demokratis yang pertama kali diadakan di Tunisia kemarin setelah 10 bulan penggulingan pemimpin otoriter Zaenal Abidin Bin Ali dalam gerakan protes yang populer memicu pemberontakan di seluruh dunia Arab.
Mereka menekankan bahwa Partai Nahdhah – Partai Kebangkitan – berpeluang besar memenangkan pemilu untuk memilih Majelis Konstituante yang nantinya bertugas untuk menyusun konstitusi baru dan bertugas menunjuk pemerintah transisi dan penyelenggaraan pemilihan presiden dan parlemen.
Mereka mengatakan bahwa partai Islam memenangkan pemilu ini sehingga mayoritas Majelis Konstituante dipegang oleh mereka, untuk selanjutnya mereka berusaha memimpin koalisi.
Pemilu ini diselenggarakan oleh Lembaga Pemilu Tinggi yang Independen di bawah pengamanan ketat, dan dihadiri oleh 13 ribu pengamat asing dan lokal untuk menentukan tingkat integritas dan transparansi.
Seorang pengamat dari Spanyol mengatakan: “Pagi ini saya mengunjungi tiga tempat pemungutan suara, dan aku melihat perbedaan dalam kehadiran pemilih ke tempat pemungutan suara. Antusiasme pemilih begitu besar.”
Semoga kebangkitan politik Islam kian merata di dunia Islam dan dunia internasional secara umum. (io)