dakwatuna.com
Bila kulihat kenyataan yang ada
Ketika kesadaran belum sepenuhnya tertanam
Tak wajar berharap untuk berbuat lebih
Hanya berbuat apa adanya
Tak bertenaga apalagi bermakna
Terlalu biasa untuk sesuatu yang teramat istimewa
Bila kulihat kenyataan yang ada
Ketika keikhlasan belum sepenuhnya tertuang
Maka semua yang engkau lakukan sekarang
Tak akan mampu menggerakkan
Apalagi membawa perubahan
Untuk sebuah peradaban yang diimpikan
Kucoba menafikan kenyataan yang ada
Beban cinta ini terbagi merata sempurna
Sehingga tiap pundaknya laksana baja
Baja yang menanggung beban sesuai modulusnya saja
Tak mudah berkarat karena terlindung oksida ukhuwah
Kuat, tak mungkin patah tiba-tiba
Kucoba menafikan kenyataan yang ada
Amanah cinta ini pastinya mengakar sempurna
Sehingga harum bunga dan manis buahnya
Bisa dinikmati, bahkan oleh mereka yang tuna pancaindera
Bertenaga sempurna membawa perubahan bermakna
Peradaban Islam yang mulia
Maka biarkan aku bertanya kepada aku dan kamu
Sudahkah hati ini berpadu satu
Mencurahkan cinta hanya kepada pemiliknya yang paripurna
Bersua hanya untuk tunduk pada-Nya, Sang Pemilik segala Maha
Bersatu hanya untuk menyeru di Jalan-Nya yang suci tak bernoda
Berikrar untuk jadi pembela syariat-Nya yang murni tak berjelaga
Dan inilah doa yang aku panjatkan tiap hari
Doa yang terlafazkan dengan mengingat wajah kalian
Wajah yang senantiasa bercahaya karena cinta dan mencintai-Nya
Kuatkanlah ikatannya
Kekalkanlah cintanya
Tunjukilah jalan-jalannya
Terangilah dengan cahayamu
Yang tiada pernah padam
Ya robbi bimbinglah kami
Lapangkanlah dada kami
Dengan karunia iman
Dan indahnya tawakal padamu
Hidupkan dengan ma’rifatmu
Matikan dalam syahid dijalanmu
Engkaulah pelindung dan pembela
Redaktur: Ardne
Beri Nilai: