Berdasar Korea Investment&Securities Co, penjualan sukuk di negara ginseng tersebut dapat mencapai 1 miliar dolar AS per tahun karena sejumlah perusahaan seperti GS Engineering dan Construction Corp mencoba menghimpun dana sesuai dengan prinsip syariah untuk membangun pembangkit listrik dan gedung pencakar langit di Timur Tengah.
Anggota Komite Partai Nasional Besar, Yoo Il Ho, mengatakan sejumlah pendeta gereja telah mendekatinya dan menyampaikan kekhawatiran bahwa dana sukuk akan dipakai oleh teroris. ”Namun saya telah menjelaskan kepada mereka bahwa sukuk ini tidak ada hubungannya dengan hal itu,” kata Ho, seperti dikutip laman Bloomberg, Senin (30/8).
Pertentangan berasal dari kepala pastor di Korean Association of Church Communication, Lee Man Sub. Ia mengkhawatirkan jika dana yang diperoleh dari sukuk akan digunakan untuk kegiatan teroris.
Kepala Tim Keuangan Syariah Korea Investment, Lee Yul Hee, menuturkan kekhawatiran bahwa sukuk akan mendanai teroris merupakan phobia yang tidak beralasan. ”Dengan menjalin hubungan lebih erat dengan Timur Tengah akan memperkecil defisit perdagangan regional Korea,” ujarnya.
Anggota Dewan Kerja Sama Teluk (Gulf Cooperation Council) seperti Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab menyalurkan 68 persen dari kebutuhan minyak di Korea dan 53 persen gas alam pada tahun lalu. Menurut Asosiasi Perdagangan Internasional Korea, hal tersebut menyebabkan defisit sebesar 38 miliar dolar AS. (Budi Raharjo/Yogie Respati/RoL)
Redaktur: Ardne
Beri Nilai: