Dibalik itu semua, tentu Allah swt punya keinginan yang terbaik. Selamat jalan Bunda Inna, semoga Allah swt mengumpulkanmu bersama-sama orang-orang yang dirido’i. “Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama’ah hamba-hamba-Ku. Masuklah ke dalam syurga-Ku. Al Fajr : 27-30
Ummu Ina dikenang orang-orang terdekatnya sebagai sosok perempuan yang sangat sederhana. Sekalipun suaminya menyandang jabatan sebagai ketua salah satu lembaga tinggi di negara ini, Ia tidak pernah tampil untuk menonjolkan diri. Di mata sahabatnya, Netty Prasetyani, Ummi Ina adalah istri yang menentramkan dan ibu yang mengayomi.
”Almarhumah tidak senang rame-rame” tutur Netty salah seorang teman dekatnya. ”Sepi ing pamrih, kalau bahasa jawanya” tukas Netty. Namun demikian bukan berarti kiprah Ummi Ina pun tidak memiliki arti sama sekali. Justru almarhumah memiliki peran yang demikian besar untuk menyokong kiprah da’wah suaminya yang saat ini menjabat sebagai Ketua MPR. Sebagai tamatan Mu’allimat Yogya yang juga mantan aktivis Ikatan Pelajar Muhammadiyah tingkat nasional, manajemen keluarga demikian teratur, aku Hidayat Nurwahid di suatu kesempatan.
Netty juga mengenang Ummi Ina sebagai tetangga lama yang tidak suka popularitas. Bahkan di suatu kesempatan yang mengharuskan almarhumah dengan 4 anak itu tampil di depan kamera televisi untuk membaca statemen istri pejabat publik, Ummi Ina minta bantuan Netty. Namun beberapa hari setelah dirinya tampil itu, Ummi Ina menyatakan keengganannya untuk muncul di depan publik. ”Aku gak mau diorbitkan” demikian tutur perempuan yang sebelum wafat, sempat jatuh sakit usai mengurus keperluan anak-anaknya.
Wafat di Jogja International Hospital, Ummi Ina meninggalkan dua anak yang sedang belajar di pesantren dan dua anak yang sekolah di sekolah umum. Sosok yang dekat dengan anak yatim dan penyantun kaum dhuafa itu akan makamkan di daerah Prambanan, Jawa Tengah. Sekalipun tak banyak dikenal orang, Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dan istri ikut hadir bertakziyah dan menyolatkan jenazahnya di kediaman keluarganya, Kebondalam Kidul, Prambanan, Klaten, Jawa Tengah.
Sesederhana apa pun sosok Kastrian Indriawati, dialah kekuatan moral bagi Hidayat Nurwahid, hingga tampil sebagai negarawan yang dekat dengan masyarakat. ”Saya menjadi saksi untuk itu” kenang Netty pilu.
Semoga kita mampu mengambil ibrah dari perginya seorang istri penopang dakwah suaminya. Dan semoga kita siap dipanggil Allah swt, kapan dan di manapun berada. Amin. (dwtn/ir@)
Konten ini telah dimodifikasi pada 03/02/08 | 02:04 02:04