Internasional

“Iron Dome hanyalah sebuah konspirasi yang dilakukan banyak pihak. Di antaranya mereka yang khawatir kehilangan kepentingannya jika terjadi perdamaian dengan Palestina, industri militer, dan tentunya Benyamin Netanyahu."

Roket-roket jarak menengah ternyata adalah produk lokal Gaza. Sehingga, mau tidak mau, tempat produksi di Gaza harus dihancurkan melalui serangan darat.

Sejumlah saksi mata di Jalur Gaza mengungkapkan bahwa pejuang Palestina telah menghukum mati seorang mata-mata yang terbukti menyuplai informasi kepada Israel dari kawasan Rafah, selatan Gaza, sebagaimana diberitakan Aljazeraa (13/7/2014).

Semakin sering Israel mengatakan akan melakukan serangan darat, maka kemungkinan dilakukannya semakin kecil.

Gempuran Israel ke Jalur Gaza terus berlanjut hingga Minggu ini (13/7/2014), menyebabkan jumlah korban tewas dan terluka di kalangan sipil terus meningkat, di samping kerusakan tempat tinggal dan rumah ibadah. Dilaporkan jumlah korban syahid telah mencapai 165 jiwa, terluka 1085 orang, serta hancurnya puluhan rumah-rumah warga.

Selama yang melakukannya adalah Mesir, maka Hamas akan terus menolaknya. Sebaliknya, Hamas hanya bersedia menerima mediasi Qatar dan Turki.

Tim terdiri dari tenaga medis dan logistik dan akan mengirim bantuan ke Gaza City. Mengingat kondisi Gaza City saat ini masih cukup genting, oleh Presiden ACT Ahyudin, koordinator dan anggota Tim diminta membuat surat wasiat untuk keluarganya.

Tidak hanya menarget rumah-rumah penduduk dan warga sipil, termasuk wanita dan anak-anak, militer Israel juga mengarahkan rudalnya ke masjid, tempat beribadah umat Islam.

“Hamas mengancam, dan melaksanakannya. Ini adalah kali pertama dialami Israel sepanjang sejarah."

“Dua buah roket berjenis J80 diluncurkan ke Tel Aviv dan Bat Yam. Roket itu dilengkapi dengan teknologi yang bisa mengecoh pelacakan sistem pertahanan Iron Dome Israel.”