dakwatuna.com – Jambi. Rencana pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi kali ini memakan korban. Korban yang jatuh bukan rakyat kecil yang tercekik akibat harga-harga semakin melambung. Korban kali ini adalah seorang jurnalis televisi swasta.
Aksi demo penolakan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) kali ini memakan korban. Namun korban bukan lah dari peserta aksi ataupun pihak pengamanan melainkan dari jurnalis.
Salah satu jurnalis televisi swasta , Anton Nugroho, matanya nyaris saja pecah akibat terkena proyektil peluru gas air mata yang mengenai wajahnya.
Kejadian bermua saat polisi berusaha mengendalikan massa yang mulai memanas saat menggelar aksi demo penolakan kenaikan harga BBM.
Anton yang waktu itu sedang bertugas mendadak menjerit setelah proyektil menghantam tepat di bagian bawah mata sebelah kanan. Darah segar kemudian mengucur dan Anton langsung dilarikan ke rumah sakit
Wartawan Trans-7 Anton Nugroho, akhirnya menjalani operasi untuk pengangkatan proyektil yang bersarang di wajahnya
Dari informasi yang diterima bahwa Nugroho di operasi oleh beberapa orang dokter bedah RS UD Raden Mattaher Jambi.
Rekan-rekan korban sesama wartawan tampak menemani. Mereka berharap agar Anton segera selesai dioperasi dan bisa pulih. (sbb/mj/dakwatuna)
Redaktur: Saiful Bahri
Beri Nilai: