dakwatuna.com – Sering sekali, seorang murabbi terjebak pada pola tarbiyah madrasiyah. Semestinya, tarbiyah yang dilakukannya adalah takwiniyah. Tarbiyah madrasiyah, menitikberatkan pada penyampaian materi. Sedangkan takwiniyah, menekankan terbentuknya “sesuatu” pada diri mutarabbi.
Dalam konteks ta’sisi misalnya, sang murabbi takwini akan berkata kepada mutarabbinya: “jalin hubungan dengan si fulan, kemudian rekrut dia”. Caranya:
- Baca petunjuk dakwah fardiyah yang ditulis oleh Mustafa Masyhur.
- Pahami langkah-langkah dalam menjalin hubungan.
Dan saya akan memutabaah perkembangannya. Dalam konteks mujtama’i, misalnya:
- Buat acara tadarrusan di masjid, berapa pun yang ikut.
- Lakukan kegiatan itu secara rutin.
- Laporkan seluruh perkembangannya.
Catatan: Pepatah mengatakan: “Orang pintar itu cukup diberi isyarat”.
Redaktur: Ardne
Beri Nilai: